Kamis, 13 November 2008

Tsaqofah Perubahan dan Peran Umat Terhadapnya




DR. Muhammad Mahdi Akif


Diantara Sunnatullah dalam kehidupan adalah adanya kebinasaan dan kehancuran suatu umat akibat penyimpangan dan kesewenangan yang dilakukan oleh umat tersebut, sebagaimana Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوا

“Dan Kami binasakan orang-orang sebelum kalian oleh karena kezhaliman mereka” (Yunus:13)

Dan yang paling parah dari jenis ketidakadilan adalah kezaliman dari pemimpin mereka sebuah bangsa; mengabaikan hak-hak mereka dan menghilangkan kehormatan mereka, dan membiasakan mereka dalam kehidupan yang hinaan dan dina; sehingga membuat bangsa tersebut lemah tidak bersemangat untuk hidup; dan membuat musuh mudah menguasai dan menjajahnya, Allah SWT berfirman:

وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَوْعِدًا

“Dan (penduduk) negeri telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka”. (Al-Kahfi:59)

وَكَمْ قَصَمْنَا مِنْ قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَأَنْشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْماً آخَرِينَ

“Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang zalim yang teIah Kami binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain (sebagai penggantinya)”. (Al-Anbiya:11)

Dan diantara akibat dari ketidakadilan dan kesewenangan adalah menjamurnya tindak kerusakan di berbagai sisi dan bidang; politik, ekonomi dan sosial, yang mengarah pada rusaknya tatanan negara dan keengganan masyarakat dalam bekerja dan produksi, hilangnya loyalitas dan sensebilitas; semua itu dapat mempengaruhi hilang kekuatan negara dan eksistensinya, keteguhan dan ketangguhannya dalam menghadapi tantangan; baik internal maupun eksternal, terutama di dunia yang tidak mau menghargai orang lain kecuali yang memiliki kekuatan dan kekayaan.

Karena itulah; kezhaliman, kerusakan, kesewenangan dan penyimpangan merupakan penyebab jatuhnya umat-umat terdahulu; Berapa banyak peradaban yang pada awalnya maju dan kuat kemudian runtuh dan hilang, laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh sebelumnya. Allah SWT berfirman:

فَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا وَبِئْرٍ مُعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَشِيدٍ

“Betapa banyak kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam Keadaan zalim, Maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi”. (Al-Hajj:45)

Dan dari seluruh peradaban yang ada di muka bumi ini, ketika telah terkuasai oleh berbagai jenis penyimpangan, kesewenangan dan kejahatan, maka akan menyeretnya pada kebinasaan dan kepunahan; seperti halnya kaum nabi Nuh; yang telah melakukan penyimpangan dengan berbuat sombong terhadap orang-orang miskin dan lemah; sehingga mereka tenggelam dan punah. Begitupun kaum ‘Ad (kaum nabi Salih), yang telah mengingkari nikmat Allah dan berlaku sombong dan menyimpang terhadap ayat-ayat Allah. Kaum nabi Luth; yang menyimpang dari nafsunya yang hina dan kotor. Penduduk negeri Madyan, (Kaum nabi Syua’ib); yang melakukan penyimpangan dalam ekonomi, bersifat kikir dan berlaku curang dalam melakukan timbangan dan niaga. Lalu Fir’aun; yang dengan kekuasaannya merasa bebas melakukan kezhaliman dan penindasan, menyesatkan bangsa dari menyembah Allah dan menjadikan mereka budak serta tidak mau percaya terhadap 9 ayat Allah yang disampaikan melalui nabi-Nya, sehingga dengan angkuh dia berkata: “Akulah Tuhan kalian yang tinggi, hingga akhirnya Allah mengazamnya dengan ditenggelamkan dalam lautan beserta orang-orang yang bersamanya ditenggelamkan oleh Allah, Allah berfirman:

فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الْآخِرَةِ وَالْأُولَى

“Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia”. (An-Nazi’at: 25)

Bahwa dunia Arab dan dunia Islam saat ini sedang mengalami krisis yang sangat serius; telah menghegemoni tanpa ada solusi yang pasti untuk keluar darinya walau pada tingkat paling rendah sekalipun guna dapat meningkatkan meningkatkan pembangunan, persatuan dan kemerdekaan, dan menyebabkan kegagalan dalam meningkatkan standar hidup yang lebih layak; seperti layaknya bangsa dan negara lain. Dan yang perlu disadari adalah, bahwa hal tersebut terjadi oleh karena kesewenangan, kezaliman dan kekejaman yang dipraktikkan oleh rezim Totaliter dan otoriter pemimpin Arab dan negara Islam itu sendiri, yang menerapkan gaya kepemimpinan dengan menggunakan kekuatan senjata dan uang, dan bahkan ada yang berusaha mempertahankan kekuasaannya dengan cara kekerasan dan kekejaman, penindasan dan kesewenangan.

Karena itu pula, kesewenangan dan kekejaman dalam segala bentuk dan manifestasinya adalah sesuatu yang buta, berjalan melawan roda sejarah dan peradaban manusia secara natural; karenanya ia berhenti pada jalan yang bertentangan seperti kemerdekaan dan kemampuan untuk memilih, melumpuhkan potensi dalam berkreativitas dan berpikir, memfungsikan akal dan fitrah yang bersih sebagaimana yang telah Allah SWT anugrahkan kepada manusia, lalu menjadikannya sebagai tawanan yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan.

Ketika seseorang kehilangan kebebasannya maka ia akan kehilangan segala bentuk keindahan hidup; kehilangan kebanggaan dan martabat dirinya, kehilangan etika dan ilmu pengetahuannya, dan menjadikan kehidupannya hampa dan bernasib sial dalam berbagai sisi kehidupan di dunia ini.

Bahwa dalam risalah ini Kami ingin menyampaikan kepada seluruh umat dan bangsa untuk berhati-hati dari berbagai tindak kesewenangan dan intrik-intriknya; sehingga kelak mampu bangkit untuk memberikan solusi penyelematan dari keruntuhan dan kebinasaan. Kami berharap kepada para cendekiawan dan pemikir umat serta pada pemimpin dan penguasa, untuk melakukan analisa terhadap fenomena yang menyedihkan dan mengenaskan ini serta meningkatkan yang sedang menimpa umat manusia, sehingga dapat memberikan solusi dan berinteraksi secara baik. dan -pada akhirnya- dapat melakukan perubahan terhadap kondisi yang terjadi saat ini.

Bahwa sunnatullah dalam suatu perubahan akan muncul melalui keinginan manusia itu sendiri, namun hal tersebut tidak akan memberikan buahnya kecuali telah difahami secara benar oleh seluruh umat; karena itulah Islam menjadikan perubahan sebagai tanggungjawab bersama, Allah SWT berfirman

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً

“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu” (Al-Anfal: 25)

Karena itulah perubahan dimulai dari dunia ide dan apa yang ada dalam jiwa. Dan setiap umat ini memiliki potensi untuk melakukan perubahan, oleh karena Allah SWT memilih umat ini menjadi pewaris Al-Qur’an. Allah berfirman:

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا

“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami”. (Fathir:32)

Allah juga berfirman:

إِِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’ad:11)

Tugas kita adalah memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa reformasi dan perubahan serta perlawanan terhadap berbagai tindak kesewenangan adalah kewajiban bersama, dan umat Islam memiliki potensi dan kekuatan yang besar untuk dapat melakukan perubahan yang diinginkan. Dan proses melakukan perubahan memerlukan pengorbanan besar; karena itu, kemerdekaan adalah barang yang mahal dan membanguan masyarakat yang kuat dan bermartabat tidak dapat diraih kecuali dengan jihad yang terus menerus dan berkelanjutan dalam berbagai sisi dan bidangnya.

Dan dari sini pula kita fahami akan pentingnya komunikasi bersama bangsa dan mengerahkan segala potensi dan tenaga untuk meningkatkan nilai-nilai ruhiyah dan imaniyah sehingga mampu menghilangkan rasa takut dan perasaan hina di dalam jiwa, memancarkan cahaya cita-cita, perasaan tsiqoh dan kemampuan daya guna dalam diri. Sehingga ketika nilai-nilai positif ini mengungguli nilai-nilai negative, mengutamakan maslahat umum (umat) daripada maslahat khusus (pribadi), maka pada hakikatnya kemenangan telah dekat, bahwa kita telah melintasi sepertiga jalan.

Salawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya.

Dan segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar