Kamis, 13 November 2008

Allah Sayang Kita… (2)

…(lanjutan)

Di tambah lagi, terkadang Allah memberikan sesuatu yang sangat indah, tapi kita bertindak seolah olah itu bukan pemberian dari Allah. Atau, Allah tunjukkan rasa saying-Nya kepada kita dengan memberikan ujian yang sedikit berat aja, kita langsung stress gak karuan.

Akhi wa ukhti…

Allah udah kasih kita info, bahwa Allah akan menguji kita dengan sedikit kesulitan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa, juga Allah akan uji kita dengan buah-buahan. Allah uji ummat-ummat terdahulu dengan kesakitan, Allah uji mereka dengan sesuatu yang mengancam jiwa mereka, tetapi mereka berhasil melalui ujian tersebut, sehingga mereka dapat menggapai kemuliaan, yaitu mati dalam kesyahidan. Allah uji ummat terdahulu dengan kelaparan, bahkan kelaparan itu menyebabkan kematian, tapi mereka berhasil melalui ujian tersebut dengan kesabaran.

Akhi wa ukhti…

Namun, kita lihat ummat di zaman ini. Kita tidak lagi di uji dengan sedikit kesusahan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa. Ummat islam kini sekilas berada di atas angin, tapi ketika kita tadabburi keadaan kita, kita berada jauh di bawah angina. Ummat islam kini di uji dengan berbagai kelebihan, Allah uji ummat di zaman ini dengan janji-Nya, yaitu dengan buah-buahan. Seandainya kita manusia yang bodoh, kita hanya akan berpikir ujian itu berupa buah-buahan, tetapi tidak bagi kita yang mengerti. “buah-buahan” di situ mewakili kenikmatan-kenikmatan dunia yang lainnya.

Lihat ketika ada seorang ikhwah kita, seorang sholih, di tawari dengan gaji $3000 per bulan, dia rela menjual keimanan demi uang tersebut, sehingga lahirlah kini suatu kelompok yang di sebut JIL(Jaringan Islam Liberal). Lihat bagaimana ketika ada seorang Da’I yang seharusnya menjadi pendakwah di dalam ruangan, menjadi seseorang yang korup! Sungguh, kita harus berlindung kepada Allah dari semua ini.

Ujian dari Allah berupa kelapangan, malah semakin sulit kita lewati. Bandingkan dengan seseorang yang di uji dengan kesempitan, dia akan lebih banyak mengingat Allah, berbeda dengan orang-orang yang di uji oleh Allah dengan kelapangan, mereka bertindak seolah harta yang mereka miliki adalah sepenuhnya milik mereka, mereka lupa siapa yang telah memberikan semua itu.

Tapi, ketika kita gagal dengan ujian yang telah Allah berikan, Allah tidak marah seperti guru yang kesal ketika muridnya remedial. Allah tetap memberikan kesempatan kepada kita untuk terus menyadari misteri di balik itu semua. Allah, dengan kasih saying – Nya masih terus mengirimkan Da’I-Da’iyahnya agar para Da’I it uterus mengngati kita untuk senantiasa kembali padanya. Allah, dengan segenap kasih saying-Nya, masih terus memberi kita kenikmatan, yang seandainya kita sadari, sepertinya kita gak pantes dapet semua itu.

Akhi wa ukhti fillah…

Allah, masih mau menegur kita, Allah masih mau menyapa kita ketika kita sudah kelewat batas dalam dosa. Allah masih menyayangi kita dengan berbagai cobaan yang menimpa kita. Sadarkah kita? Ketika ada cobaan menimpa itu berarti Allah menginginkan tingkat keimanan kita bertambah? Bukankah keimanan itu beringkat-tingkat? Dan setiap tingkat itu memiliki ujian yang tingkat kesulitannya berbeda-beda?

Allah uji kita dengan uang, maksiat, juga Dia uji kita dengan cinta…

Dari semua yang telah Allah berikan, mata, hidung, telinga, dan yang lain-lainnya, Allah tidak meminta sesuatu dari kita kecuali satu hal. Allah tidak minta uang dari kita, Allah nggak minta mobil kita, Allah nggak minta rumah kita, Allah nggak minta semua itu. Tapi Allah cuma minta, kita itu bersyukur, bersyukur atas segala nikmat yang udah Dia kasih. Bersyukur, atas segala nikmat yang udah kita rasakan selama hidup kita.

Sekarang, masih pantaskah kita sombong kalo kita punya uang banyak? Masih pantaskah kita berbangga diri kalo kita punya otak pintar dalam ilmu dunia? Kalau saja kita masih bisa sombong, maka tunggu keputusan Allah, cobaan apa lagi yang akan kita terima selanjutnya…

Wallahu’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar