Hari ini kala saya berjalan menuju tempat sarapan pagi,tiba tiba teringat seseorang yang dulu pernah menemuiku pada tahun 2004 lalu,Dia adalah adik wanita suaminya sepupuku yang pernah bekerja di Taiwan selama 2 tahun lamanya,Dan kebetulan saat itu akupun 2 tahun di Taiwan.Aku pulang saat menguruskan proses pernikahan dengan suamiku.Panggil saja namanya Yati dan se usia denganku.Ia juga statusnya janda.
Hari itu ia banyak menceritakan kalau di Taiwan ia menjadi seorang simpanan anak majikannya,yang bekerja menjadi seorang dosen dan itu katanya,untuk jelasnya akupun tidak tahu,Dia menceritakan pula kalau si dosen itu kerap datang ke indonesia menemui dan membawanya jalan jalan kemanapun ia pergi,bahkan si dosen itu banyak sekali memberikan uang dengan jumlah yang besar,hingga tak heran ia mampu membeli rumah yang cukup besar,mobil kijang terus juga 2 unit mobil angkot,Bahkan semua saudaranya ia hadiahi 1 unit motor,
Hal yang aneh dan teramat langka,hingga tak heran ketika ibuku bertanya kenapa aku tidak seperti dia,sama sama kerja di taiwan dan sama sama 2 tahun,Aku hanya diam dan tersenyum simpul kala ibuku bertanya demikian,Memang sakit juga jika kita di bandingkan dengan kesuksesan orang lain,Namun tidak ibuku tahu dengan cara apakah ia mendapatkan itu semua.Bagaimana tidak aku dua tahun bekerja hanya mampu membeli sebidang tanah dan bahan bangunan rumah teramat jauh bila dibanding dengan yang Yati dapatkan.Jika dihitung dari jumlah gaji yang di tetapkan dari pemerintah tentu saja hal yang di dapatkan yati lebih banyak 6 kali lipat.
Seiring waktu entah apa yang terjadi,sore itu ibu menelponku dan memberitahuku jika Yati kini berangkat lagi menjadi TKW Hongkong,karena semua hartanya habis,mobilnya satu persatu di jualnya hingga buat makan pun ia menghutang,uang pun habis entah ia gunakan untuk apa.Dalam waktu yang hanya 3 tahunan semuanya habis dalam sekilas hingga ia memulai dari awal.Dosen itu tidak lagi menemuinya dan kini yang tersisa rasa sesal tumpukan noda dosa.
Pagi ini mengingat Yati yang sempat jadi bahan pembicaraan sekampung,yati yang dulu kaya mendadak bahkan jadi panutan di desa kini sirna yang tersisa hanya sebuah cela.Aku jadi teringat sebuah nasihat orang tua dulu''wong urip iku apa nandure,masa iya nandur pari cukule ketela.''kira kira itu nasihat orang tua ku dulu yang artinya segala sesuatu tergantung dari tangan kita gak mungkin menanam padi yang tumbuh ketela,dan itu benar adanya.segala sesuatu yang kita dapatkan dengan cara yang mudah tentu saja akan mudah raib mungkin berbeda dengan cara yang sulit karena kita mendapatkannya dengan keringat dan butuh waktu yang panjang.
Manusia adalah serakah itulah mungkin fitrah namun jika hati kita ikhlas insyaa allah akan jauh dari hal demikian.Kurenungkan kembali akan kisah Yati kusimpulkan harta dunia kadang membuat celakan bahkan akan membuat rangkaian noda dosa,mengapa saya katakan demikian? Alasannya mudah.Kala kita mudah mendapatkan apa yang kita minta tanpa mengeluarkan keringat mungkin juga kita akan mudah berpoya poya membelanjakan harta tidak semestinya beda dengan yang menguras keringat bekerja dengan tenaga dan pengorbanan tentulah kita akan lebih berhati hati dalam menggunakan harta yang kita miliki.
Akhir kata dalam renungan pagi ini ,jangan pernah merasa iri dengan apa yang orang lain miliki,karena semuanya akan ada pertanggung jawaban masing masing,semuanya akan ditanyakan darimana harta kita dapatkan dan bagaimana kita menggunakan harta yang kita miliki.Sudah siapkah kita menjawab pertanyaan itu kelak di akhirat nanti..?
Semoga kisah ini dapat di ambil ibrahnya .
Jumat, 17 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar